TARIK
ULUR KURIKULUM DI NEGERI KU
Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan model kurikulum yang dikeluarkan oleh
pemerintah sebagai penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum
ini lahir seturut dengan tuntutan perkembangan yang menghendaki desentralisasi,
otonomi, fleksibilitas, dan keluwesan dalam penyelenggaraan pendidikan.
Pengalaman selama ini dengan sistem pendidikan yang sentralistik telah
menimbulkan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap pusat sehingga kemandirian
dan kreativitas sekolah tidak tumbuh. Dalam pada itu pendidikan pun cenderung
mencerabut siswa-siswi dari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu dibutuhkan
pendekatan baru berupa desentralisasi yang ditandai dengan pemberian kewenangan
kepada sekolah untuk mengelolah sekolah.
Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran
2013/2014 pada sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan
secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Sesuatu yang baru tentu mempunyai
perbedaan dengan yang lama.
Anak-anak pada jaman
dahulu menganggap sekolah sebagai suatu kegiatan yang mengasyikkan dan
menyenangkan karena mereka dapat mempelajari berbagai hal yang ingin mereka
ketahui.
Kenyataan yang ada
sekarang ini sangat bertolak belakang dengan hal di atas. Kebanyakan anak
maupun remaja sekarang justru menganggap sekolah sebagai beban. Mengapa hal ini
terjadi? Menurut pengalaman saya sebagai pelajar, institusi pendidikan seperti
sekolah tidak mengajarkan hal-hal yang saya anggap menarik untuk saya pelajari,
melainkan mengajarkan segala pelajaran yang ditentukan oleh kurikulum yang
berlaku. Seakan-akan seluruh ajaran yang diajarkan sekolah terkurung oleh
sistem kurikulum yang ada saat ini.
Hal ini tentu saja
membawa berbagai efek buruk. Anak-anak yang ingin mengejar prestasi harus
berusaha keras menguasai beban kurikulum yang didapat, bahkan sampai harus
mengikuti berbagai les tambahan. Anak-anak remaja yang pasrah akan keadaan,
seringkali berbuat hal yang buruk di luar jam sekolah seperti berkelahi/tawuran.
Ini terjadi karena keengganan mereka untuk mempelajari hal-hal yang tidak
mereka sukai. Bukan itu saja, dari pengalaman saya, tidak semua pelajaran yang
saya dapat di sekolah dasar maupun menengah berguna bagi saya di perguruan
tinggi, dan kemungkinan besar tidak semua pelajaran yang saya dapat di
perguruan tinggi berguna bagi saya di lapangan pekerjaan. Kurikulum yang sangat
tidak efektif, dan sangat banyak membuang waktu dan pikiran mengakibatkan
Indonesia kekurangan sumber daya manusia yang handal.
Walaupun kelihatannya terdapat perbedaan yang
sangat jauh antara Kurikulum 2013 dan KTSP, namun sebenarnya terdapat kesamaan
ESENSI Kurikulum 2013 dan KTSP. Misal pendekatan ilmiah (Saintific Approach)
yang pada hakekatnya adalah pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mencari
pengetahuan bukan menerima pengetahuan. Pendekatan ini mempunyai esensi yang
sama dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP). Masalah pendekatan
sebenarnya bukan masalah kurikulum, tetapi masalah implementasi yang tidak
jalan di kelas. Bisa jadi pendekatan ilmiah yang diperkenalkan di Kurikulum
2013 akan bernasib sama dengan pendekatan-pendekatan kurikulum terdahulu bila
guru tidak paham dan tidak bisa menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.
Tetapi dalam kenyataannya sekarang kita kembali
menggunakn KTSP setelah menggunakan Kurikulum 2013yang di keluarkan secara resmi pada
tanggal 15 Juli 2013. Karena tidak adanya ketersediaan buku pegangan guru dan
buku siswa yang memadai, akhir pemerintah menyuruh sekolah-sekolah yang sudah
melaksanakan Kurikulum 2013 dengan baik dan prasara yang mendukung terus
menggunakan kurikulum 2013, tetapi bila ada sekolah yang belum tersedia sarana
dan prasarana yang memadai kembali menggunakan KTSP.
Bagaimana bangsa kita maju pendidikannya saja seperti ini ?
Pustaka :
bisa jadi setiap 5 th sekali ganti kurikulum karena ada pergantian rezim....
BalasHapus